Selasa, 14 Juni 2016

IBU


                                                Renungan Hati
Di pagi hari ada seorang anak yang bernama Haikal yang datang pada seorang Ustadz,lalu Haikal mengeluh tentang perbuatan ibunya. Dia mengatakan " Ibu aku itu orangnya tidak modren dan tidak berpendidikan. sehinggah ,aku merasa teraniaya menjadi anaknya". Lalu  denagn tenang Ustadz tersebut mengatakan. “ Tulislah semua keburukan ibumu!” kemudian ditulislah semua keburukan-keburukan ibunya itu .” ibuku orangnya pemarah,kurang perhatian,pelit,suka dendam,egois,dan sebagainya. Dan esok paginya ia mendatangkan ustadz tersebut,ya ustadz saya sudah menulis semua kesalahan ibuku. Setelah kamu tulis semua kesalahan ibu,ustadz itu berkata “ sekarang tulis secara jujur apa jasa dan pengorbanan ibumu !”. lalu Haikal pun pergi.
Akhirnya Haikal pun menrenung,”sewaktu di perut ibu,sembilan bulan aku mengisap darahnya. Saat itu sulit berdiri dan berjalan berat,bahkan berbaring pun sakit. Tiga bulan pertama merasakan mual dan muntal karena ada aku di dalam perutnya . ketika aku akan terlahir didunia,ibu mentaruhkan nyawa antar hidup dan mati. Meskipun tersimbah darah dan sakit tiada terperih,tetapi ibu tetap rela memperjuangkan dengan keharan aku. Setelah lahir, satu per satu jari aku dihitungnya dan dibelainya. Ditengah rasa sakit,ibu tiba-tiba tersenyum dengan lelahan air mata bahagia melihat aku terlahir didunia ini. Dan saat itu pula ibu menyangka akan lahir anak yang sholeh yang memuliakannya. Setelah aku lahir didunia ini,ibu menjaga aku dengan penuh perhatian dan kasih sayang,tidak pernah lelah untuk menjaga dan mendidik aku.
Ketika Haikal menulis terus pengorbanan ibunya, tak terasa berlinanglah air matanya. Semakin sadar bahwa untaian pengorbanan ibunya sungguh tidak sebanding dengan kebaikan yang telah ia perbuat untuk memuliakan ibunya. Bahkan, jika tubuh kita dikupas tidak akan terbandingkan,tidak akan bisa menandingi perih pahitnya penderitaan orang tua kita.
Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar