Renungan Hati
Di pagi hari ada seorang anak yang bernama Haikal yang datang pada
seorang Ustadz,lalu Haikal mengeluh tentang perbuatan ibunya. Dia mengatakan
" Ibu aku itu orangnya tidak modren dan tidak berpendidikan. sehinggah
,aku merasa teraniaya menjadi anaknya". Lalu denagn tenang Ustadz tersebut mengatakan. “
Tulislah semua keburukan ibumu!” kemudian ditulislah semua keburukan-keburukan
ibunya itu .” ibuku orangnya pemarah,kurang perhatian,pelit,suka
dendam,egois,dan sebagainya. Dan esok paginya ia mendatangkan ustadz
tersebut,ya ustadz saya sudah menulis semua kesalahan ibuku. Setelah kamu tulis
semua kesalahan ibu,ustadz itu berkata “ sekarang tulis secara jujur apa jasa
dan pengorbanan ibumu !”. lalu Haikal pun pergi.
Akhirnya Haikal pun menrenung,”sewaktu di perut ibu,sembilan bulan
aku mengisap darahnya. Saat itu sulit berdiri dan berjalan berat,bahkan
berbaring pun sakit. Tiga bulan pertama merasakan mual dan muntal karena ada
aku di dalam perutnya . ketika aku akan terlahir didunia,ibu mentaruhkan nyawa
antar hidup dan mati. Meskipun tersimbah darah dan sakit tiada terperih,tetapi
ibu tetap rela memperjuangkan dengan keharan aku. Setelah lahir, satu per satu jari
aku dihitungnya dan dibelainya. Ditengah rasa sakit,ibu tiba-tiba tersenyum
dengan lelahan air mata bahagia melihat aku terlahir didunia ini. Dan saat itu
pula ibu menyangka akan lahir anak yang sholeh yang memuliakannya. Setelah aku
lahir didunia ini,ibu menjaga aku dengan penuh perhatian dan kasih sayang,tidak
pernah lelah untuk menjaga dan mendidik aku.
Ketika Haikal menulis terus pengorbanan ibunya, tak terasa
berlinanglah air matanya. Semakin sadar bahwa untaian pengorbanan ibunya
sungguh tidak sebanding dengan kebaikan yang telah ia perbuat untuk memuliakan
ibunya. Bahkan, jika tubuh kita dikupas tidak akan terbandingkan,tidak akan
bisa menandingi perih pahitnya penderitaan orang tua kita.
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar